Wednesday 13 January 2016

Perubahan Entalpi (ΔH) dan Perubahan Energi Dalam (ΔE)

Kimia Dasar
Perubahan Entalpi  (ΔH) dan
Perubahan Energi Dalam (ΔE)








Oleh :

Dwiki Ananda Putra
(145060200111017)











       I.            Pengertian
·         Entalpi adalah istilah dalam termodinamika  yang menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Dari tinjauan, entalpi tidak bisa diukur, namun yang bisa dihitung adalah nilai perubahannya. Secara matematis, perubahan entalpi dapat dirumuskan sebagai berikut:
ΔH = ΔU + PΔV
di mana: 
H = entalpi sistem ( joule )
U = energi internal ( joule )
P = tekanan dari sistem ( Pa )
V = volume sistem ( m3 )

 








·         Perubahan Entalpi (ΔH)  adalah perubahan energi yang menyertai peristiwa perubahan kimia pada tekanan tetap.
v    Pemutusan ikatan membutuhkan energi (= endoterm)
Contoh: H2 ®   2H - a kJ ; DH= +akJ
v    Pembentukan ikatan memberikan energi (= eksoterm)
Contoh: 2H ®   H2 + a kJ ; DH = -a kJ


Gambar Pembentukan Ikatan
Perubahan entalpi sistem (ΔH) yang terjadi selama reaksi adalah entalpi keadaan akhir dikurangi keadaan awal dari sistem.
ΔH = Hfinal – Hinitial

 



·        
E = q + w
Energi dalam (E) adalah jumlah energi dari semua energi yang dimiliki oleh sistem molekul.

·         Perubahan Energi Dalam dapat diketahui dengan mengukur kalor (q) dan kerja (w), yang akan timbul bila suatu sistem bereaksi. Oleh karena itu, perubahan energi dalam dirumuskan dengan persamaan
∆E = EProduk – EReaktan
 



     II.            Hubungan Perubahan Entalpi  (ΔH) dan Perubahan Energi Dalam (ΔE)

Ø  Panas yang dilepaskan atau diserap ketika reaksi dijalankan pada volume konstan sama dengan perubahan energi internal sistem.
ΔE = Q.V

 



                                                                                          
Ø  Panas yang dilepaskan atau diserap ketika reaksi dijalankan pada tekanan konstan sama dengan perubahan entalpi sistem.
ΔH = Q.P

 




Ø 
ΔH = ΔE + Δ (PV)

Perubahan entalpi sistem selama reaksi kimia adalah sama dengan perubahan energi internal ditambah perubahan produk dari tekanan gas dalam sistem kali volume.


  III.            Perbandingan Nilai  ΔH dan ΔE
Perhatikan persamaan termokimia :
2Na(s) + 2H2O(l)                  2NaOH(aq) + H2(g)    ΔH = -367,5 kJ
Garam natrium bereaksi dengan air


Persamaan termokimia ini menyatakan bahwa ketika 2 mol natrium bereaksi dengan air berlebih, sebanyak 367,5 kalor dilepaskan. Perhatikan bahwa salah satu produknya adalah gas hidrogen, yang harus mendorong udara untuk memasuki atmosfer. Akibatnya, sebagian energi yang dihasilkan oleh reaksi digunakan untuk melakukan kerja mendorong sejumlah volume udara ( ΔV ) melawan tekanan atmosfer (P) . Untuk menghitung perubahan energi dalam, kita susun persamaan.                                                                    

ΔH = ΔE + Δ (PV)
ΔE = ΔH - Δ(PV)






Jika kita mengasumsikan suhu sebesar 250 C dan mengabaikan perubahan kecil dalam volume larutan, kita dapat menunjukkan bahwa volume 1 mol gas H2 pada tekanan 1,0 atm adalah 24,5. Sehingga –PΔV  = -24,5 L atm atau -2,5 kJ. Akhirnya

ΔE = -367,5 kJ – 2,5kJ
      = -370,0 kJ





Kesimpulan :
Perhitungan ini menunjukkan bahwa ΔE dan ΔH nilainya hampir sama. Alasan mengapa ΔH lebih kecil dari ΔE adalah bahwa sebagian energi dalam yang dilepas digunakan untuk melakukan kerja pemuaian gas, sehingga kalor yang dibebaskan lebih kecil. Untuk reasksi yang tidak melibatkan gas, ΔV biasanya sangat kecil sehingga  ΔE praktis sama dengan ΔH

  IV.            Pebedaan Perubahan Entalpi  (ΔH) dan Perubahan Energi Dalam (ΔE)
1)      Perbedaan antara ΔH dan ΔE untuk sistem cairan dan padatan adalah relatif kecil karena hanya ada sedikit perubahan volume sistem selama reaksi. Perbedaan ini bisa signifikan, untuk reaksi yang melibatkan gas jika ada perubahan jumlah mol gas dalam proses reaksi.


2)      Δ H adalah panas rxn pada tekanan konstan dan Δ E adalah panas rxn pada volume konstan sehingga jika volume berubah selama rxn dan tekanan tetap sama mereka akan berbeda

Pengaruh Kecepatan Pemakanan (Feed Motion) dan Kecepatan Pemotongan) Terhadap Kekasaran Permukaan Hasil Pembubutan


A) Pengaruh Feed Motion (kecepatan pemakanan) Terhadap Kekasaran Permukaan Hasil Pembubutan
Feed motion memiliki peranan terhadap kekasaran permukaan dikarenakan feed motion adalah jarak yang ditempuh pahat perputaran. Artinya semakin besar feed motion semakin besar jarak yang disayat pahat setiap satu keliling benda kerja, sehingga antar puncak tiap sayatan semakin jauh yang menyebabkan kekasaran permukaan semakin besar. 
Feed motion berpengaruh terhadap kekasaran permukaan hasil pembubutan dapat dilihat pada gambar 5, dimana pada dimana pada feed motion 0,045 mm/rev menghasilkan nilai kekasaran permukaan rata-rata sebesar 5,47 mm, pada feed motion 0,09 mm/rev menghasilkan nilai kekasaran permukaan rata-rata sebesar 6,32 mm, pada feed motion 0,14 mm/rev menghasilkan nilai kekasaran permukaan rata-rata sebesar 6,87 mm, dan pada feed motion 0,18 mm/rev menghasilkan nilai kekasaran permukaan rata-rata sebesar 7,63 mm.


Gambar  Grafik hubungan antara feed motion dengan amplitudo dan kekasaran permukaan rata-rata hasil pembubutan

Kenaikan nilai kekasaran permukaan rata-rata disebabkan oleh meningkatnya variasi dari feed motion yang juga meningkat. Feed motion memiliki peranan terhadap kekasaran permukaan dikarenakan feed motion adalah jarak yang ditempuh pahat perputaran. Artinya semakin besar feed motion semakin besar jarak yang disayat pahat setiap satu keliling benda kerja, sehingga antar puncak tiap sayatan semakin jauh yang menyebabkan kekasaran permukaan semakin besar.
Hubungan antara feed motion dengan kekasaran permukaan dapat dilihat pada rumus :

Kenaikan nilai kekasaran permukaan rata-rata disebabkan oleh meningkatnya variasi dari feed motion yang juga meningkat. Feed motion memiliki peranan terhadap kekasaran permukaan dikarenakan feed motion adalah jarak yang ditempuh pahat perputaran. Artinya semakin besar feed motion semakin besar jarak yang disayat pahat setiap satu keliling benda kerja, sehingga antar puncak tiap sayatan semakin jauh yang menyebabkan kekasaran permukaan semakin besar.
Hubungan antara feed motion dengan kekasaran permukaan dapat dilihat pada rumus :

Keterangan :
Ra        = Harga kekasaran rata-rata  (mm)
f           = Feed motion (mm/rev)
re          = Tool nose radius (mm)
Dari rumus di atas dapat dilihat bahwa feed motion berbanding lurus dengan kekasaran rata-rata. Semakin besar feed motion maka kekasaran rata-rata yang dihasilkan juga akan semakin besar.




B) Pengaruh Kecepatan Pemotongan Terhadap Kekasaran Permukaan Hasil Pembubutan

Kecepatan pemotongan tidak berpengaruh terhadap kekasaran permukaan karena kecepatan potong adalah panjang pahat melakukan proses penyayatan per persatuan waktu . dalam hal ini diukur dengan satuan m/min. artinya kecepatan potong hanya berpengaruh pada panas yang timbul. Selama pahat potong masih bias menhan panas yan timbul mak maka hal tersebut tidak berpengaruh pada kekasaran permuakan.










Berdasarkan grafik (kanan) tidak pengaruh kecepatan pemotongan dengan terhadap kekasaran permukaan berupa garis mendatar yang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan.



Daftar Pustaka

Asmed dan Yusri Mura. 2010. Pengaruh Parameter PemotonganTerhadap Kekasaran Permukaan Proses Bubut untuk Material ST3. Padang : Politeknik Padang.

Muchammad Tegar Lazuardhy, Endi Sutikno, Erwin Sulistyo. 2013. Pengaruh Feed Motion kondisi chatter terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Proses Bubut. Malang : Universitas Brawijaya.